PERAN MAHASISWA SEBAGAI PEMBARU

 ARTIKEL


PERAN MAHASISWA SEBAGAI PEMBARU

Disusun oleh : Siti Roswati, Rika rahmayanti, Tiara Azkia Umbara dan Novia Savitri

pgmiumj.official@gmail.com

PENDAHULUAN

Mahasiswa dikenal sebagai agent of change yaitu mahasiswa sebagai perintis, penggerak dan penggagas untuk melakukan sebuah perubahan kearah yang lebih baik. Menurut Dudung (2009) mahasiswa sebagai agen of change adalah mahasiswa sebagai pemuda yang memiliki potensi kepekaan dan kritis yang tinggi terhadap kehidupan sosial. Kematangan potensi yang dimiliki oleh mahasiswa dapat membuat perubahan terhadap masyarakat dari kebodohan dan keterkukungan. Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh mahasiswa lebih berfokus pada perubahan sosial, misalnya dengan potensi keilmuan yang dimiliki, mahasiswa banyak melakukan gerakan-gerakan pemberdayaan masyarakat sebagai peningkatan kehidupan kearah yang lebih baik.Perubahan-perubahan yang telah dilakukan oleh mahasiswa muncul sejak masa penjajahan, pemuda melakukan gerakan untuk memberontak penjajah agar indonesia terbebas dari negara-negara penjajah. Ketika masa reformasi 1998 mahasiswa yang memiliki peran dalam perubahan sistem di indonesia. Pada masa pemerintahan Soeharto yang dipandang otoriter, rakyat tidak memiliki hak untuk berbicara, berubah menjadi sistem demokratis karena peran mahasiswa yang melawan keotoriteran Soeharto sehingga Soeharto turun dari jabatan presiden dan kemudian sistem otoriter di Indonesia berubah menjadi sistem demokrasi.Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh pemuda atau mahasiswa sesuai dengan pendapat Alhamdi (2006) yang mengatakan bahwa pemuda adalah agen of change, agen perubahan, mahasiswa atau pemuda harus memiliki sifat kritis,peduli dan peka terhadap kerusakan-kerusakan atau ketidak seimbangan dalam Segala aspek kehidupan sehingga dapat mewujudkan perubahan tatanan kearah yang lebih baik, menciptakan keseimbangan aspek kehidupan dari kerusakan.Mahasiswa berjuang untuk mementingkan suatu nilai serta orientasi keluar dari dirinya, perjuangan untuk membela kepentingan orang lain dan tidak mementingkan dirinya sendiri. Mahasiwa yang masuk dalam kelompok tersebut sering disebut dengan aktivis mahasiswa (Taufan, 2011). Sedangkan menurut Abdulgani (2009) organisatoris adalah orang yang aktif dalam organisasi untuk mengembangkan organisasinya, sedangkan aktivis adalah selain mengembangkan organisasinya juga memikirkan perubahan pada masyarakat untuk menjadi lebih baik.

PEMBAHASAN 

A. Mahasiswa Sebagi Pembaru

Berbicara tentang mahasiswa, maka tidak dapat terlepas dari harapan besar sebagai orang yang akan membawa perubahan pada masa yang akan datang. Mahasiswa adalah calon intelektual atau cendikiawan muda pada suatu lapisan masyarakat yang sering mendapatkan berbagai predikat.Mahasiswa merupakan status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan menjadi calon-calon intelektual. Selain sebagai pelajar mahasiswa memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat.Sebagai kaum intelektual muda dan sebagai generasi penerus bangsa mahasiswa memiliki peran penting yaitu sebagai agent of change karena mahasiswa adalah orang yang seharusnya dapat membawa perubahan-perubahan yang berdampak positif dan membangun dalam kehidupan mas-yarakat serta mampu menanamkan nilai-nilai positif terhadap masyarakat.Mahasiswa yang memiliki semangat untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik adalah merupakan bentuk dari kesadaran, tanggung jawab, kepedulian, kepekaan untuk memajukan, memperbaiki, meningkatkan kualitas, memenuhi harapan dan sebagainya. Pada jaman sekarang ini perubahan dirasakan begitu cepat dan dinamis.Bagi orang yang tidak mampu mengikuti perubahan mungkin akan tertinggal. Kalau sejajar dan seimbang dengan perubahan maka akan terengah-engah mengikuti perubahan. Tetapi kalau mampu lebih maju dari perubahan maka akan mampu memimpin perubahan.Karena itu, dalam melakukan perubahan bukanlah sekedar merubah tanpa mengetahui esensi dari perubahan tersebut. Dengan demikian melakukan suatu perubahan itu berarti: Pertama, harus mampu belajar memperbaiki diri dari masa lalu. Yang berarti mampu menangkap dan memberdayakan potensi-potensi yang ada, menjadikan tantangan dan kelemahan menjadi suatu peluang atau harapan untuk dapat hidup tumbuh dan berkembang. Kedua, harus siap menghadapi dan memenuhi harapan dan tuntutan masa kini yang modern, dinamis, cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel dan informatif. Ketiga, harus mampu menyiapkan untuk masa yang akan datang menjadi lebih sempurna, baik, maju, modern, dinamis, cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel dan informatif.Mahasiswa yang menjadi agent of change merupakan mahasiswa yang memiliki kesadaran jiwa, peka, dan peduli serta mempunyai mimpi kedepan untuk membawa kemajuan. Tentunya dalam mengimplementasikanya tidaklah mudah perlu perjuangan dan kerja keras. Adapun factor-faktor yang dibutuhkan untuk melakukan proses perubahan 

adalah:

1. Motivasi. Dalam melakukan tindakan-tindakan perubahan motivasi memegang peranan yang penting dalam menjamin kelancaran suatu perubahan. Setiap orang yang memutuskan untuk berubah harus memiliki motivasi yang kuat untuk berubah. Tanpa motivasi yang kuat dapat dipastikan perubahan yang akan dilakukan bakal menghadapi tantangan yang oleh orang tersebut dirasakan sangat berat. Tujuan yang besar hanya bisa dicapai dengan bermodalkan motivasi yang kuat. Semakin besar tujuan perubahan yang ingin dicapai, semakin besar pula modal motivasi yang harus disiapkan oleh organisasi bisnis tersebut.

2. Memiliki tujuan. Dalam membuat suatu perubahan tujuan yang ingin dicapai dengan melaksanakan perubahan harus dikiketahui dan didefenisikan dengan jelas dari awal. Tujuan yang terdefinisi denganjelas akan membuat individu-individu di dalam perubahan tersebut merasa tenang dalam menjalankan perubahan yang diprogram Setelah tujuan perubahan yang ingin dicapai seseorang sudah terdefinisi dengan jelas, langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi peran dan tujuan dari masing-masing individu dalam perubahan tersebut.

3. Mempunyai rencana yang matang untuk mengimplementasikannya. Dalam mewujudkan suatu perubahan dibutuhkan suatu rencana yang matang. Rencana dalam melakukan sesuatu sangat penting karena goal without a plan is just a wish. Maka yang perlu diingat adalah kita harus menentukan deadline dalam rencana yang kita buat terutama apabila yang kita buat merupakan rencana jangka panjang. Rencana merupakan acuan untuk kita melakukan tindakan selangkah demi selangkah untuk mengimplementasikan tujuan yang di harakan.

4. Pengetahuan. Dalam membuat suatu perubahan harus didasarkan dengan adanya pengetahuan. Pengetahuan merupakan factor terpenting dalam melakukan suatu perubahan. Sebab tanpa adanya penngetahuan yang matang mustahil seseorang dapat melakukan suatu perubahan.

5. Adanya tindakan untuk mengimplementasikan. Faktor kelima ini merupakan penentu berhasil atau tidaknya suatu perubahan karena sesuatu hanya akan terwujud karena adanya tindakan. Karena percuma jika kita memiliki motivasi, tujuan, rencana dan ilmu pengetahuan jika tidak diwujudkan dalam suatu tindakan. Ada dua hal yang terpenting dalam melakukan suatu tindakan, yaitu disiplin dan fokus.Karena tidak ada suatu keberhasilan yang diraih tanpa disiplin dan melaksanakan suatu tindakan dengan fokus dalam melakukan suatu tindakan. Dalam mewujudkan peran dan fungsi mahasiswa sebagai generasi yang akan membawa perubahan (agent of change) pada masayang akan dating. Maka mulailah dari hal-hal yang kecil dalam kehidupan sehari-hari. Karena, sesuatu yang besar dimulai dari hal-hal yang kecil.

Pengertian Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan (Agent of Change)

Peran sebagai agen perubahan ini hanyalah satu dari lima peran yang diberikan kepada mahasiswa. Selain sebagai agen perubahan, mahasiswa juga mempunyai peran sebagai social control, iron stock, moral force, dan guardian of values. Peran besar ini selalu ditanamkan kepada mahasiswa bahkan sejak memasuki bangku perkuliahan. Mahasiswa diharapkan bisa menjalankan peran ini dengan baik. Mahasiswa perlu membangun kesadaran akan potensinya dan tidak diam saja ketika melihat realita sosial. Tidak mudah percaya arus informasi. Sebagai kalangan terdidik, mahasiswa harus berani mempertanyakan status quo dan mendobraknya agar terjadi perubahan. Sementara itu perubahan tidak bisa terjadi tanpa adanya aksi nyata. Mahasiswa harus saling bahu-membahu untuk melakukan aksi tersebut dan mengubah keadaan. Selain itu, mahasiswa perlu membangun keberanian dan sikap kritis. Mahasiswa dianggap memiliki akses yang lebih mudah terhadap ilmu pengetahuan. Dengan kemudahan tersebut mahasiswa dapat menambah wawasan. Mengasah kemampuan berpikir serta belajar mempertajam analisis terhadap sesuatu termasuk kondisi sosial.Mahasiswa dapat menjalankan perannya sebagai agen perubahan dan membawa masyarakat pada tatanan sosial yang lebih adil. Ketika mahasiswa mampu melihat secara kritis kondisi sosial yang ada maka ia bisa mengupayakan perubahan agar masyarakat hidup dalam kondisi yang lebih ideal. Namun peran ini tentunya tak mudah. Nyatanya tak semua mahasiswa mampu mengemban peran-peran tersebut. Mahasiswa perlu terus belajar dan menambah pengetahuan agar bisa menjalankan perannya.Pengetahuan ini menjadi bekal mahasiswa untuk menjalani 5 peran tersebut. Upaya-upaya yang bisa dilakukan mahasiswa untuk menambah wawasannya contohnya membaca buku dan berdiskusi. Meskipun tidak mudah, sejauh ini contoh-contoh nyata mahasiswa sebagai agen perubahan membuktikan bahwa peran tersebut bisa dijalankan. Mahasiswa bisa menjadi agen perubahan.Bila dirunut secara historis, mahasiswa di Indonesia membuat perubahan-perubahan besar. Contoh-contoh bagaimana mahasiswa mengubah tatanan sosial ini bisa kamu jadikan pelajaran sekaligus motivasi. saat reformasi tahun 1998. Pada masa itu gerakan mahasiswa berada di puncaknya karena berhasil menumbangkan kepemimpinan Presiden Soeharto setelah puluhan tahun menjabat. Presiden Soeharto menjabat selama 32 tahun yakni sejak Surat Perintah Presiden Republik Indonesia dikeluarkan tahun 1966. Kemudian pada bulan Mei 1998, ia berhasil dilengserkan karena dinilai kepemimpinannya selama ini banyak menggunakan praktik KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme.Gerakan reformasi ini mendapatkan momentumnya saat terjadi krisis moneter pada tahun 1997. Krisis membuat harga kebutuhan pokok melambung tinggi dan daya beli masyarakat menurun. Kondisi perekonomian terguncang hebat. Rakyat kian sengsara. Sementara para elit pemerintahan hidup kaya. Gerakan reformasi digerakkan mahasiswa dan gerakan ini disambut oleh masyarakat. Apalagi masyarakat juga sudah lelah dengan pemerintahan Soeharto yang hanya menguntungkan golongannya sendiri.

PENUTUP

Kesimpulan 

Mahasiswa mengacuhkan realita yang ada di tempatnya mencari ilmu. Pada dasarnya sah-sah saja dan bahkan akan menjadi suatu nilai plus jika para kaum terpelajar yang bernama mahasiswa dan dipandang berkedudukan tinggi tersebut mampu menunjukkan bahwa ranah kognitif mahasiswa yakni dari segi akademisijuga tinggi dan pantas untuk dibanggakan (agent of intellectual).Tetapi itu semua tidak berarti apa-apa, jika untuk kedepan, implementasinya untuk lingkungan sekitar adalah kosong alias “nol besar”. Akan jauh lebih baik jika mahasiswa itu belajar untuk aktif, kritis dan tanggap sejak dini, yakni dimulai dari lingkungan kampus mahasiswa sendiri. Kampus adalah miniatur negara dan warga kampus yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan karyawan adalah masyarakat negara tersebut, mahasiswa hendaknya tidak lupa akan perannya sebagai generasi harapan.


Komentar

Postingan Populer