EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING MENGGUNAKAN MEDIA
PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19
lomba cipta esay nasional
Penyebaran virus covid-19 di Indonesia memberikan dampak besar
terhadap pendidikan di perguruan tinggi. Menteri Pendidikan melalui Surat Edaran
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19),
menghendaki agar seluruh peserta didik bisa mendapatkan layanan pendidikan yang
optimal namun tetap mengutamakan protokol kesehatan guna memutus rantai
Covid-19 semaksimal mungkin. Kondisi ini membuat Universitas Muhammadiyah
jakarta menerapkan kebijakan kuliah daring atau kuliah online. Proses perkuliahan
yang semula bersifat konvensional (tatap muka di kelas) harus bertransformasi
menjadi perkuliahan daring (online) yang dapat dilakukan tanpa terbatas tempat dan
waktu.
Perubahan sistem pembelajaran yang mendadak membuat banyak pihak
belum siap sepenuhnya untuk melakukan pembelajaran secara daring (online).
Universitas Muhammadiyah jakarta sudah melakukan kuliah daring selama lebih
dari enam bulan. Selama perkuliahan daring, banyak mahasiswa yang mengeluh
bosan dan jenuh karena metode pengajaran dirasa semakin monoton dan tidak
efektif. Banyak pengajar yang masih gagap dalam melakukan pengajaran
menggunakan sistem online, karena terbiasa melakukan perkuliahan secara
konvensional.
Selama kuliah daring, kebanyakan dosen juga baru memanfaatkan civitas
sebagai sarana pembelajaran online. Keterbatasan pada aplikasi civitas membuat
banyak dosen hanya menggunakannya sebagai tempat "meletakkan" bahan ajar dan
tugas. Beberapa dosen juga tidak memberikan umpan balik atau feedback
(penjelasan dan klarifikasi) atas materi yang telah dipelajari. Sebagai gantinya,
dosen justru memberikan tugas yang porsinya lebih besar daripada kegiatan
pengajaran. Harapan bahwa tugas dapat membantu mahasiswa untuk lebih aktif,
kreatif, dan mampu belajar secara mandiri nyatanya tidak sesuai. Tugas-tugas
tersebut justru menambah beban mahasiswa, karena diberikan dalam porsi banyak
Proses transisi dari sistem perkuliahan konvensional menjadi perkuliahan
daring menuntut mahasiswa, dosen, dan elemen pembelajaran lainnya untuk
sesegera mungkin beradaptasi dan melek teknologi. Universitas perlu menerapkan
model pembelajaran baru agar perkuliahan tetap berjalan optimal seperti Blended
Learning. Blended learning merupakan perpaduan antara bentuk pembelajaran
online dan konvensional (tatap muka). Model ini banyak mengkombinasikan
metode pembelajaran konvensional (ceramah dan tatap muka) dengan metode
belajar mandiri (proyek, penugasan, dan lab) dan belajar secara online seperti E-
learning, ICT (Information and Communication Technology) dan Multimedia.
Model pembelajaran ini bisa digunakan sebagai alternatif selama masa transisi
menuju pembelajaran online yang seutuhnya.
Blended learning dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
pembelajaran. Dengan blended learning, para pelaku kegiatan pembelajaran di
perguruan tinggi dapat memanfaatkan aksesibilitas komponen online dengan
instruksi ruang kelas tradisional dan dapat memperluas kurikulum tanpa menambah
waktu penyelesaian program. Proses pembelajaran juga lebih berpusat pada
mahasiswa. Peran dosen yang semula sebagai "pemberi ceramah" akan berubah
menjadi seorang fasilitator, pendamping, pembimbing, sekaligus partner bagi
mahasiswa untuk mengembangkan skill dan pengetahuannya.
Blended learning dengan model Virtual sangat cocok diterapkan untuk
perkuliahan selama masa new normal ini. Dengan model virtual, pembelajaran yang
selama beberapa bulan terakhir dilakukan secara online sekarang dapat dipadukan
dengan pembelajaran konvensional. Pembelajaran dapat dilakukan secara live
event, yaitu pembelajaran secara tatap muka pada tempat dan waktu yang sama
(classroom) atau pada waktu yang berbeda namun di tempat yang sama (virtual
classroom). Virtual classroom dapat digunakan untuk memaksimalkan perkuliahan
secara online dan meminimalisir perkuliahan secara tatap muka di kelas. Ini tentu
sejalan dengan kerinduan mahasiswa untuk bisa menghadiri kuliah secara tatap
muka di kampus. Dosen dan mahasiswa bisa melakukan pembelajaran online secara
tatap muka dengan memanfaatkan aplikasi
video conference seperti google meeting dan zoom. Perkuliahan tatap muka di kelas
dapat dilakukan satu atau dua kali dengan tetap memperhatikan protokol
keselamatan dan membatasi jumlah mahasiswa dalam satu kelas.
Blended learning memberikan peluang kepada mahasiswa untuk melakukan
pembelajaran secara mandiri sesuai dengan gaya belajar mereka. Kombinasi
perkuliahan dengan tatap muka dan kuliah online akan memberikan pengalaman
belajar yang lebih interaktif. Porsi kuliah online yang lebih besar juga dapat
memudahkan mahasiswa untuk mendapatkan berbagai bentuk materi pembelajaran
yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja dengan internet. Proses belajar juga
akan lebih menyenangkan dan tidak monoton, karena menggunakan metode dan
media pembelajaran lebih variatif.
Dosen dan mahasiswa juga dapat berkolaborasi untuk menciptakan
komunikasi yang aktif dan bermakna melalui berbagai media komunikasi seperti E-
mail, chatroom, website, weblog, atau forum diskusi online lainnya. Komunikasi
ini memberi kesempatan kepada dosen dan mahasiswa untuk melakukan
pendalaman materi maupun problem solving bersama-sama. Dengan ini, hasil
belajar mahasiswa diharapkan dapat terus meningkat.
Hasil belajar dalam blended learning dapat diukur menggunakan kombinasi
assesment tes (ulangan atau kuis) dan non tes (portofolio, tugas project, pembuatan
produk, dan lain sebagainya). Assesment yang diberikan sebaiknya dapat
dikerjakan secara mandiri menggunakan bantuan ICT dan dapat dikirimkan secara
online. Dengan begitu, mahasiswa akan lebih cepat beradaptasi dengan sistem
pembelajaran online.
Blended learning juga memungkinkan pembelajaran dilaksanakan online
dosen Dan mahasiswa diharapkan bisa memanfaatkan internet dan teknologi untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Dengan internet, mahasiswa dapat
melakukan konmunikasi dengan dosen, dengan teman, dengan anggota kelompok,
bahkan dengan narasumber lain. Pembelajaran online juga membutuhkan bahan
ajar yang menarik dan mudah di pahami. Oleh karena itu, dosen dan mahasiswa
harus bisa bekerjasama untuk mencari dan menemukan metode dan media belajar
yang variatif dan inovatif. Dosen dan mahasiswa juga harus bisa menggunakan,
mengoperasikan, dan mengimplementasikan teknologi dalam proses pembelajaran
online. Dengan begitu, pembelajaran dengan model blended learning dapat
dilaksanakan dengan baik dan diharapkan seluruh elemen pembelajaran bisa lebih
siap untuk melakukan pembelajaran online secara menyeluruh.
Melalui blended learning ini, akses pendidikan, efisiensi serta kualitas
pembelajaran dan pengajaran dapat meningkat. Mahasiswa diharapkan dapat
memanfaatkan media online dan digital untuk mengembangkan kemampuan
berpikir kritis dan problem solving, serta memiliki skill untuk berkomunikasi dan
bekerjasama. Mahasiswa dan dosen juga diharapkan dapat cepat beradaptasi serta
selalu memiliki inisiatif untuk nerkreasi dan berinovasi serta inisiatif untuk
mengakses dan menganalisis informasi guna mencapai pembelajaran online yang
sesungguhnya.
Disusun oleh :
Siti Mardhathila 20200510300048
Universitas Muhammadiyah Jakarta


Komentar
Posting Komentar