POTRET PENDIDIKAN ( Relasi Pembelajaran Daring Terhadap Realitas Sosial )

 POTRET PENDIDIKAN

( Relasi Pembelajaran Daring Terhadap Realitas Sosial )

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tak bisa dipungkiri, Dinamika perubahan zaman adalah suatu hal yang pasti.

Perubahan situasi dan kondisi membuat manusia harus dapat beradaptasi dengan

segala kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Termasuk dalam dunia pendidikan.

Dimana rekam jejak sejarah menampilkan pola hubungan manusia dalam

menempuh pendidikan diselenggarakan secara langsung, melalui interaksi-interaksi

yang hidup, yang dapat memberikan suatu kebermanfaatan sekaligus kebermaknaan

dalam hidup.

Akan tetapi, dalam waktu belakangan ini, dunia ditempa dengan suatu

peristiwa yang membuat tatanan kehidupan berubah dan bergeser kebudayaan

beserta pola-polanya. Yaitu peristiwa Pandemi Covid 19. Dampak Pandemi ini pun,

menyeret hampir semua lini kehidupan, khususnya pendidikan. Pembelajaran yang

sejak dahulu dilakukan secara tatap muka, berubah sekaligus bergeser kepada

pembelajaraan melalui jarak jauh yang berbasis online, atau biasa dikenal dengan

istilah pembelajaran Daring ( Dalam jaringan ).

Tentu, hal ini menjadi sebuah kemajuan sekaligus menyisakan problem yang

cukup mendasar dalam dunia pendidikan. Disebut kemajuan, artinya pola kehidupan

manusia berubah menuju kearah perkembangan Tekhnologi, yang secara

keseluruhan proyeknya berbasis online. Hal ini tentunya apabila dikembangkan dan

didukung dengan fasilitas yang memadai akan menjadikan peradaban yang

progresif dalam dunia pendidikan.

Disamping kemajuan yang dipandang sebagai sesuatu yang ideal, tentu

menyisakan problem atau permasalahan. Hal ini bisa dilihat bagaimana respon dan

penyesuaian pemerintah maupun lembaga pendidikan dalam rangka menciptakan

pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi, yang dapat merespon


permasalahan yang terjadi, sekaligus mengajukan gagasan alternatif Revolisioner

untuk memecahkan persoalan tersebut.

Terlepas dari konsep atau sistem dan kesiapan dari pihak yang berwenang

dalam dunia pendidikan, unsur subyektifitas-pun tak luput dari perhatian.

Bagaimana pendidik dan peserta didik yang merupakan unsur dan pelaku dalam

pendidikan dapat beradaptasi dengan pola hidup dan kebudayaan baru ini. Tentu

persoalan-persoalan itu segera diselesaikan dengan gagasan dan konsep alternatif

yang tentunya dapat membangun iklim yang lebih konstruktif dalam rangka

mewujudkan masyarakat pembelajar, yang tentunya dapat menyelesaikan persoalan

dan menjawab tantangan dinamika perubahan zaman, sekaligus merefleksikan dan

mengkontruksikan penyelenggaraan proses pendidikan yang ideal sesuai dengan

situasi dan kondisi.

Maka dari itu, dalam Essay ini mencoba untuk menawarkan gagasan dan

solusi alternatif terhadap persoalan pembelaran Daring dalam dunia pendidikan kita.

Dan atas dasar uraian diatas perumusan gagasan dan solusi alternatif melalui Essay

ini menjadi amat penting dilakukan.


2. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang diatas, maka Rumusan Masalah dalam pembahasan

ini, yaitu :

a. Apa Itu Pembelajaran Daring ?

b. Bagaimana Problematika Serta Solusi Pembelajaran Daring di Indonesia ?

c. Dari Problematika Pembelajaran Daring tersebut, Apa Pesan Yang Dapat di

Ambil ?


B. PEMBAHASAN


Setelah memahami Latar Belakang dan Rumusan Masalah diatas, pada

pembahasan ini akan dipaparkan seputar pembelajaran Daring, yang tentunya dapat

memberikan suatu pemahaman yang utuh dan menyeluruh. Sehingga dapat

memberikan suatu titik tolak sebelum masuk kepada pembahasan yang lebih luas,

seputar pembelajaran Daring dan sejumlah persoalannya.

Sebagaimana diketahui adanya pembelajaran ini, merupakan suatu ikhtiar

merespons situasi dan kondisi dinamika perkembangan zaman sekaligus respon

terhadap persoalan pendidikan yang terjadi. Hal ini membuat pendidikan harus

mampu merespon dan menjawab tantangan zaman. Terlepas dari hal itu, apakah yang

dimakasud pembelajaran daring ?. yang akan memberikan suatu gerbang pembuka

dalam pembahasan ini. dan lontaran pertanyaan ini tentu akan dipaparkan sebagai

berikut :

1. Pembelajaran Daring

Pembelajaran Daring adalah pembelajaran yang dilakukan melalui pola

dalam jaringan, yaitu suatu metode atau cara belajar yang interaksinya

menggunakan Internet, melalui beberapa Aplikasi yang mendukung untuk

melakukan pembelajaran Daring. seperti Aplikasi Zoom, Google Meet, Whats

App. Dsb.1


Lantas, Pembelajaran daring pula, merupakan pola pembelajaran yang

dilakukan tanpa tatap muka, akan tetapi dilakukan melalui Aplikasi atau Platform

yang telah disebutkan diatas. Artinya seluruh proses pembelajaran dilaksanakan


1101kfe.id, Apa itu Sekolah Daring ?, Apa Itu Sekolah Daring | 101 Portal Education News

(101kfe.id), 101 Portal Education News, 1 halaman. [ 8 Februari 2021 ].

secara online, dan membuat proses pembelajaran tidak terbatas oleh ruang dan

waktu.2

Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran Daring, pendidik

sekaligus peserta didik dilatih untuk melek dengan perkembangan zaman yang

tentunya berbasis media, dengan menggunakan fasilitas berupa internet sebagai

pendukung dan penunjang proses pembelajaran. Pola-pola interaksi-pun dapat

dilakukan diberbagai tempat, tidak seperti pembelajaran konvensional yang

dilakukan hanya disatu tempat. Tentu hal ini akan semakin memudahkan pendidik

dan perserta didik untuk melakukan pembelajaran dimana-pun dan kapan-pun

seseuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan.

Akan tetapi, hal ini pula perlu didukung dengan fasilitas yang memadai,

agar proses pembelajaran melalui pola dalam jaringan ini, dapat berjalan dengan

maksimal. Maka dari itu, aktualisasi pembelajaran Daring merupakan suatu usaha

yang dapat memudahkan pendidik dan peserta didik untuk belajar, agar dapat

merespons perkembangan zaman, yang ditandai dengan penggunaan tekhnologi.

Disamping itu, pembalajaran Daring pula, dapat menambah kreatifitas pendidik

dalam menerapkan model atau-pun media pembelajaran yang tentunya dapat

memantik semangat peserta didik untuk belajar dan lebih mudah untuk

memahami materi pembelajaran.

Dengan memhami sisi ideal dan progresif diatas, tentu implementasi

pembelajaran Daring, masih menyisakan Problem, yang harus diselesaikan oleh

seluruh lapisan masyarakat yang tentunya berkecimpung dan berpartispasi dalam

dunia pendidikan, khususnya di Negri tercinta kita, Indonesia. Dan pemaparan


2 Among Guru, 15 Juni 2020, Pembelajaran Daring dan Luring : Pengertian, Ciri-ciri, serta

Perbedaannya, Pembelajaran Daring dan Luring : Pengertian, Ciri-ciri, Serta Perbedaannya (amongguru.com),

Among Guru, 1 Halaman. [ 8 Februari 2021 ].


tentang problem atau persoalan pembelajaran Daring akan dipaparkan dalam

pembahasan selanjutnya.


2. Problematika Pembelajaran Daring di Indonesia

Berangkat dari uraian diatas, persoalan-persolan seputar pembelajaran

Daring itu, perlu untuk dipaparkan agar dapat mudah untuk dipahami, dan

diharapkan timbul gagasan-gagasan konstruktif dan Revolusioner, guna

membenahi persoalan pendidikan dewasa ini, khususnya pada pembelajaran

Daring. Untuk itu, segera akan dipaparkan persoalan atau masalah pada

pembelajaran Daring.

a. Tidak Meratanya Fasilitas Internet

Persoalan pertama yang akan dibahas dalam pembelajaran Daring ini

adalah persoalan tentang penggunaan Internet, sebagai penunjang dari

proses pembelajaran Daring. Tak bisa dipungkiri lagi, boleh disebut Internet

bagaikan nyawa dalam pembelajaran Daring ini, karena tanpa penggunaan

Internet proses pembelajaran Daring menjadi sulit untuk dilakukan. Maka

tak heran, bila anggaranan biaya yang dikeluarkan harus mampu untuk

memfasilitasi penggunaan Internet pada pembelajaran Daring, bagi pendidik

maupun peserta didik.

Jika melihat pada aspek kemampuan finansial setiap orang, tentunya

akan berbeda bagaimana merespons pola pembelajaran yang berbasis online

ini. kita masih melihat, banyak pendidik maupun peserta didik yang

kesulitan dalam melakukan pembelajaran Daring, karena terbatasnya

fasilitas Internet, khususnya di daerah-daerah. Sebagaimana yang dilansir

dari Ayoo Bandung. Com. Yang memotret kondisi penyelenggaraan

pembelajaran Daring di daerah Lombok Timur, yang dituturkan oleh salah

satu guru SMP disana, ia menuturkan “Banyak permasalahan dalam


penerapan pembelajaran dari jarak jauh ini. yang tentunya penyelenggaraan

pembelajaran jarak jauh ini, sesuai dengan anjuran dari pemerintah, karena

masih banyak sekolah-sekolah yang berada dalam zona merah. Belum lagi

banyak guru yang masih kesulitan untuk mengoperasikan Aplikasi atau

Platfrom untuk pelaksanaan pembelajaran, belum lagi kurangnya sinyal

Internet kepelosok-pelosok Desa dan masih banyaknya peserta didik yang

belum mempunyai ponsel”.3

Berangkat dari pernyataan itu, tentu masih banyak pekerjaan rumah

yang harus dilakukan dalam penyelengaraan proses pembelajaran Daring,

khususnya pen-distribusian fasilitas Internet dari pemerintah yang memang

sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran

Daring ini, terutama didaerah pelosok. Walaupun sudah ada upaya dari

Pemerintah seperti pen-distribusian kuota Internet untuk pembelajaran,

hendaknya itu dimaksimalkan dengan nilai kegunaan yang tepat sasaran.

Dan bukan hanya pemerintah saja, jika memang persoalan disuatu daerah

terhadap pembelajaran Daring adalah permasalahan fasilitas Internet,

masyarakat yang memang dianggap mampu secara finansial, hendaknya

dikordinir melalui aparatur yang berwenang seperti RT maupun RW, untuk

melakukan pengumpulan dana kolektif guna menunjang peneyelangaraan


pembalajaran Daring atau online ini. Hal ini dapat dilakukan dengan pen-

distribusian kuota internet kepada tiap masyarakat yang terdapat peserta

didik yang membutuhkan fasilitas Kuota Internet, atau dapat juga dilakukan


3 Hafizh, M, Naufal, Selasa, 14 Juli 2020, Sulitnya Belajar Draing Di Pelosok, Wujud

Pendidikan tidak Merata, Nasional | Sulitnya Belajar Daring di Pelosok, Wujud Pendidikan Tidak Merata(ayobandung.com), ayobandung.com, 1 Halaman. [ 18 Februari 2021 ].


dengan pengadaan Wifi dibeberapa titik, yang diperuntukan bagi peserta

didik yang akan menggunakannya untuk proses pembelajaran Daring.

Oleh karena itu, upaya ini perlu dilakukan dalam rangka

memfasilitasi proses pendidikan yang nantinya dapat menjadi harapan untuk

membuat suatu peradaban kemanusiaan yang lebih baik. Dengan upaya

kesadaran kolektif seperti yang telah diuraikan diatas, tentu semakin

mengasah jiwa kepekaan sekaligus kepeduliaan terhadap sesama manusia,

yang dalam hal ini konteksnya adalah pendidikan. Sehingga apabila suasana

ini dapat terjadi dan terus berlangsung, tentu menjadikan masyarakat peduli

antara satu sama lain. Karena sejatinya manusia adalah mahluk sosial, yang

artinya tidak dapat hidup sendiri, pasti membutuhkan manusia lainnya dalam

kelangsungan hidupnya. Dan memang pendidikan itu sendiri melatih

pendidik dan peserta didik untuk mengasah kepekaan dan kepeduliaan

sosial, terhadap meraka yang lemah dan membutuhkan.


b. Persiapan Kurikulum Dan SDM Yang Belum Matang

Setelah memahami tentang pembelajaran Daring dan fasilitas

Internet sebagai penunjang utama pembelajaran Daring, pada pembahasan

ini, akan diapaparkan lebih lanjut tentang Kurikulum, pendidik, dan peserta

didik, dengan sejumlah persoalan dalam pembelajaran Daring, serta

bagaimana solusi alternatif untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

1) Kurikulum

Jika berbicara pendidikan, tentu tak dapat dilepaskan dari

Kurikulum pendidikan sebagai suatu sistem yang utuh. Muatan seperti

tujuan, bahan, metode, dan evaluasi, menjadi sebuah konsep yang harus

di re-interpretasi, sesuai dengan situasi dan kondisi, khususnya pada

pembelajaran Daring ini. Terkait dengan Kurikulum pendidikan,


hendaknya di re-interpretasikan secara kontekstual dan dinamis. Bukan

hanya sebatas materi-materi yang harus dihapal, disebutkan, diulang,

lalu mengerjakan soal semata. Lebih dari itu, sisi kontekstual dan

dinamis harus serta didalam muatanya. Artinya pendidikan

menghubungkan sekaligus mengenalkan langsung dengan realitas

kehidupan. Bukan hanya sebatas berkutat pada buku paket dan LKS

semata.

Dilansir dari Suara. Com. pernyataan itu diperkuat dengan

upaya penyederhanaan kurikulum yang dinamis dapat mengoptimalkan

proses pembelajaran dan mengurangi membebani tugas pendidik

maupun peserta didik. Lebih lanjut, pola atau-pun model pembelajaran

yang lama atau biasa disebut dengan konvensional, yang berorientasi

pada pengetahuan semata, harus diperbaharui agar menyentuh seluruh

aspek potensi peserta didik, yang meliputi pengetahuan, sikap, dan

keterampilan. Hal ini dilakukan melalui proyek pembelajaran yang

lebih variatif agar proses pembelajaran tidak membosankan. Dan

penyederhanaan ini pula, dilakukan karena melihat konteks sosial

ditiap daerah berbeda dan responnya berbeda pula. Dan tentunya

penyederhanaan dan pembaharuan ini tetap berpegang pada

kompetensi inti dalam proses pembelajaran.4

Berangkat dari hal itu, apabila hal ini dilakukan, dalam

pembelajaran Daring, tentu dapat membentuk sekaligus menghasilkan

4Ayatul Marifah, Senin, 25 Januari 2021, Pentingnya Meningkatkan Capaian

Pembelajaran di Masa Pandemi Covid 19, suara.com Pentingnya Meningkatkan Capaian Pembelajaran di Masa

Pandemi Covid 19 (suara.com), suara.com, 1 Halaman. [ 18 Februari 2021 ].


peserta didik yang memahami materi pembelajaran, lalu

mengaitkannya dalam realitas kehidupan sehari-hari. Artinya ada nilai

guna dalam kehidupan dari proses pendidikan. Sehingga untuk

mewujudkan pembelajaran yang dinamis dan kontekstual dapat

dilakukan dengan upaya mengembangkan materi pembelajaran yang

mengarah pada pengaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari.

sehingga peserta didik menjadi kenal dengan lingkungan dan

kehidupan disekitar mereka. Lalu, penggunaan metode pembelajaran-

pun, menjadi suatu hal yang amat penting. Dengan penggunaan metode

pembelajaran yanag dapat mengaktifkan peserta didik, seperti diskusi

atau dialog yang hidup tentu akan memantik sekaligus membangun

pengetahuan yang bermakna. Dan hal ini didukung dengan penggunaan

media pembelajaran sebagai instrumen atau alat yang dapat membantu

dan memudahkan peserta didik untuk memahami suatu hal.


2) Pendidik

Terlepas dari pembahasan tentang kurikulum yang dinamis dan

kontekstual, yang tentunya dapat membangun kesadaran peserta didik,

untuk lebih mengenal dan peka dengan lingkungan sosial yang ada

disekeliling mereka. Peran pendidik dalam pembelajaran Daring ini-

pun tak kalah penting. Upaya mengembangkan potensi peserta didik,

adalah salah satu tugas pendidik. Maka dari itu, pendidik harus menjadi

fasilitator, dalam artian mampu untuk mewadahi potensi kreatif dan

inovatif peserta didik. Stimulator harus mampu untuk membangkitkan

sekaligus memantik rasa ingin tahu dan terus menerus mencari tahu

pengetahuan dan pemahaman, hingga mencapai titik absolut.

Dan pendidik harus mampu menjadi Inspirator sekaligus

Motivator, yang tentunya dapat memberikan suatu inspirasi untuk

melakukan suatu hal yang mengarah kepada hal-hal yang positif dan

bermanfaat, dan memberikan suatu dorongan semangat, ketika dalam

proses belajar terdapat kesulitan-kesulitan. Yang mana kesulitan itu

merupakan suatu seni dalam proses pembelajaran, yang harus diterima

dan dinikmati sebagai landasan dari keberhasilan untuk menggapai

suatu hal yang diinginkan.

Selain itu pula, terkait permasalahan tentang masih banyaknya

pendidik yang belum mampu untuk mengoperasikan Aplikasi atau

Platfrom pembelajaran Daring, atau-pun dari segi model serta metode

pembelajarannya, hendaknya pemerintah, sekolah, atau-pun lembaga-

lembaga pendidikan mengadakan pelatihan bagi pendidik, yang

tentunya diproyeksikan guna menghadapi pendidikan dimasa

mendatang, yang tentunya semakin akrab dengan penggunaan media

elektronik sebagai salah satu simbol kemajuan zaman.

Dilansir dari Suara. Com, hal itu pun diperkuat dengan upaya

dorongan digitalisasi keterampilan guru. Tentu adanya Pandemi ini,

memberikan suatu kejutan bagi dunia pendidikan, yang selama ini

berjalan secara konvensional. Maka dari itu, sudah seharusnya

pelatihan guru berbasis IT, perlu digalakan, dengan tetap menggunakan

prinsip dinamis dan tepat sasaran. Dan upaya ini menjadi amat penting

untuk dilakukan mengingat peningkatan kualitas guru dalam bidang IT

ini harus ditingkatkan.5

5Ayatul Marifah, Loc. Cit.

Berdasarkan hal itu, apabila upaya ini telah diwujudkan, tentu

akan menghasilkan suatu perpaduan yang utuh, terkait dengan

keterampilan pendidik dalam memberikan pelajaran kepada peserta

didik. Dengan memahami dan menguasai berbagai macam metode

pembelajaran, dan didukung dengan penggunaan media pembelajaran

yang berbasis IT, harapan untuk membentuk suatu peradaban yang

peka dengan situasi dan kondisi, serta dapat merespon tantangan

zaman. Melalui ikhtiar ini, tentu dapat diwujudkan.


3) Peserta Didik

Sementara itu, terkait aspek peserta didik, tentu masih menjadi

problem dalam penyelenggaraan pembelajaran Daring, diantara

problem itu erat kaitanya dengan minat belajar dan tindak lanjut dari

pembelajaran yang dilakukan. Terlebih dalam pembelajaran Daring ini,

peserta didik memiliki semangat dan kemauan yang berbeda-beda pula.

Untuk itu perlu digalakan sebuah stimulus atau pantikan

semangat yang membara dari pendidik dan juga orang tua, tentang

pentingnya belajar sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas diri,

walaupun tengah terjadi peristiwa pandemi, pantikan semangat dan

motivasi ini yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik untuk terus

membakar nyala api semangat belajarnya, dengan tetap menggunakan

pendekatan yang sesuai dengan kondisi psikologi dari peserta didik.

Lalu, penggunaan metode pembalajaran integratif dan variatif menjadi

amat penting untuk dilakukan, agar tetap menjaga semangat belajar

peserta didik, agar tidak gampang jenuh dan membosankan.

Dan didukung dengan penggunaan media pembelajaran yang

tepat dan sesuai, yang tentunya dapat membangkitkan nyala api

semangat belajar peserta didik. Jadi, pola pembelajaran memposisikan

peserta didik sebagai subyek dalam belajar, putaran pembahasan bukan

hanya dikendalikan oleh pendidik saja, melainkan peserta didik harus

dilibatkan pula dalam proses pembelajaran. Karena walaupun

pembelajaran dilakukan secara Daring, pembelajaran tetaplah

pembelajaran, yang menekankan interaksi antara pendidik dan peserta

didik, maupun peserta didik dengan peserta didik lainnya, serta sumber

belajar lainnya, dalam suatu lingkup belajar.

Jadi pembelajaran bukan hanya sebagai ajang penjejalan tugas

semata, melainkan belajar adalah upaya untuk mencerdaskan sekaligus

membangun pemahaman, yang nantinya dapat membentuk suatu sikap

dan pandangan, yang dapat diaktualisasikan melalui tindakan. Maka

dari itu, upaya tindak lanjut dari proses pembelajaran sangat

diperlukan, karena pendidikan tidak cukup hanya menyentuh pada

dataran pengetahuan saja, melainkan harus menyentuh pada dataran

sikap dan keterampilan dalam hidup. Inilah pola pikir yang harus

dibangun ditengah kondisi yang sulit akibat Pandemi.

Selama pengetahuan atau-pun pemahaman itu dapat diserap,

dari mana-pun dan dari siapa-pun, disaat itu pula perlu dikembangkan

menjadi suatu pengetahuan yang hidup yang berkaitan dengan realitas

kehidupan sehari-hari. Sehingga, setelah pembelajaran berlangsung

hendaknya, diberlakukan pula suatu tindak lanjut yang dapat dilakukan

melalui individu masing-masing peserta didik, agar ilmu yang telah

didapat dapat bermakna dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.


3. Refleksi

Setelah dibahas dan dipaparkan tentang pembelajaran Daring serta

berbagai persoalan yang menyelimutinya. Tentu akan menghasilkan sebuah

pemahaman tentang bagaimana pendidikan yang diselenggarakan, yang tentunya

sesuai dengan konteks sosial tiap zamannya. Maka dari itu pada pembahasan

akhir ini, akan dipaparkan lebih lanjut mengenai refleksi yang dapat diambil

sebagai pesan atau pelajaran hidup, yang tentunya memuat tentang pendidikan

yang lebih dinamis, guna mewujudkan suasana pendidikan yang lebih

membudaya dalam realitas sosial.

Untuk itu, rasanya perlu dipertimbangan sepercik pantikan semangat dari

tokoh pendidikan Indonesia, yang sekaligus menjadi pejuang kemerdekaan

Indonesia, yaitu Soewardi Soerjaningrat atau biasa dikenal dengan KI Hadjar

Dewantara. Ia menyatakan bahwa “Setiap orang menjadi guru, setiap rumah

menjadi sekolah. Pendidikan tak berhenti dibangunan sekolah saja, tapi juga di

rumah, dijalan, dan dimana-mana”.6

Artinya dengan berpijak pada hal itu, tentu

pendidikan bukan hanya sebatas pada penyelenggaraan yang dilaksanakan dalam

ruang kelas semata, pendidikan itu luas, kapan-pun dan dimana-pun dapat

dilakukan penyelenggaraan proses pendidikan.

Dan sumber pengetahuan bukan hanya bersumber dari pendidik yang ada

di Sekolah saja, siapa pun itu, yang mengajarkan tentang suatu pemahaman dapat

diinternalisasikan menjadi sebuah pelajaran yang berguna dalam kehidupan

sehari-hari. Karena sejatinya pendidikan itu adalah kehidupan, dan kehidupan itu

adalah pendidikan.7 Pendidikan bukan pula persiapan untuk hidup, tapi

pendidikan adalah kehidupan itu sendiri. Jika hal ini dapat diwujudkan tentu akan

6 Wilujeng Puspita, Sabtu, 2 Mei 2020, 9 Kutipan Quote Ki Hajar Dewantara Tentang Pendidikan,

https://jateng.tribunnews.com/2020/05/02/9-kutipan-quotes-ki-hajar-dewantara-tentang-pendidikan?page=2,

Tribunjateng. Com, 2 Halaman. [ 8 Februari 2020 ]. 7 Ahmad Syar’I, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jakarta : Pustaka Firdaus, 2011 ), h.123.


menghasilkan sebuah peradaban yang progresif bagi kehidupan sosial

dimasyarakat. Karena dengan iklim yang terbuka terhadap wawasan dan

pengetahuan baru, tentu akan menghasilkan sebuah spirit dan inspirasi yang baru

dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. 

Hal ini tentu akan melahirkan sebuah masyarakat pembelajar yang aktif

dan partispatif. Yaitu tiap orang dapat menjadi guru dan tiap orang dapat menjadi

murid. Menjadi guru yaitu memiliki tanggung jawab serta kewajiban

menyampaikan ilmu pengetahuan dan nilai, walaupun hanya sedikit saja.

Sedangkan menjadi murid yaitu bersedia dengan sepenuh hati melakukan usaha

guna meningkatkan kecerdasan dan juga pengalamanya. Maka dari itu, dua hal

diatas amat penting dilakukan untuk mewujudkan masyarakat pembelajar atau

learning society. Yang tentunya dapat menjadikan tradisi intelektual dalam

masyarakat agar tetap hidup, sehingga untuk mencapai peradaban yang progresif

adalah suatu hal yang niscaya, dengan melalui serangkaian dari proses-proses

tersebut.8


C. PENUTUP

1. Kesimpulan


Dalam dinamika kehidupan tentu dapat terjadi segala sesuatu yang

sebelumnya tidak pernah dirasakan. Respon dan upaya mengatasi kemungkinan

itu menjadi suatu hal yang harus dilakukan oleh umat manusia, karena mengingat

potensi-potensi yang telah diberikan oleh Tuhan yang Maha Kuasa. Termasuk

dalam dunia pendidikan. Terjadinya Pandemi ini bagaikan sayatan pedang yang

mengagetkan sekaligus dapat menusuk tiap individu. Dunia pendidikan harus siap


8 Abdur Munir Mulkhan, Spiritual-Learning Society : Jejak Pembaharuan Kyai. Ahmad Dahlan

Bagi Masyarakat Indonesia Baru, dalam Revitalisasi Pendidikan Muhammadiyah : Di Tengah Persaingan

Nasional dan Global, ( Jakarta : UHAMKA Press, 2010 ). h.4 

dengan perubahan zaman yang terjadi, dan mempersiapkan upaya-upaya untuk

merespons perubahan, sehingga dapat menjawab tantangan zaman yang terjadi.

Tak bisa dipungkiri, pendidikan adalah media untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa, agar dapat menjadi bangsa dan masyarakat yang maju,

hendaknya dilakukanlah upaya pembelajaran yang dapat membangkitkan spirit

pengetahuan yang merepresentasikan rasa ingin tahu yang tinggi. Sehingga upaya

terus memperbaiki diri dan lingkungan sosial adalah suatu upaya yang terus

menerus dilakukan sepajang hayat masih dikandung badan. Karena sejatinya

pendidikan adalah kehidupan, dan kehidupan adalah pendidikan.


2. Saran

Tentu dalam tulisan ini masih banyak kekurangan, maka dari itu

diperlukan suatu kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca. Agar

khasanah keilmuan tentang pendidikan ini dapat terus berkembang. Dan untuk

lembaga penyelenggara, agar kiranya meningkatkan kegiatan-kegiatan seperti ini,

agar tradisi keilmuan dapat terus berkembang, dan analisa sekaligus interpretasi

yang lebih segar dapat tampil, menjadi sebuah gagasan alternatif untuk merespons

dan mengatasi segala bentuk problematika yang terjadi, khususnya dalam konteks

pendidikan.

Terimakasih !!!

Disusun Oleh :

Muhammad Yusuf Rinjani ( 2017510124 )


DAFTAR PUSTAKA


Buku

Syar’I, Ahmad. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Pustaka Firdaus, 2011.

Mulkhan, Abdur Munir. Spiritual-Learning Society : Jejak Pembaharuan Kyai. Ahmad

Dahlan Bagi Masyarakat Indonesia Baru, dalam Revitalisasi Pendidikan

Muhammadiyah : Di Tengah Persaingan Nasional dan Global, Jakarta :

UHAMKA Press, 2010. Ayobandung.com

Surat Kabar

101kfe.id, Apa itu Sekolah Daring ?, Apa Itu Sekolah Daring | 101 Portal Education News

(101kfe.id), 101 Portal Education News.


Among Guru, 15 Juni 2020, Pembelajaran Daring dan Luring : Pengertian, Ciri-ciri, serta

Perbedaannya, Pembelajaran Daring dan Luring : Pengertian, Ciri-ciri, Serta

Perbedaannya (amongguru.com), Among Guru.

Hafizh, M, Naufal, Selasa, 14 Juli 2020, Sulitnya Belajar Draing Di Pelosok, Wujud

Pendidikan tidak Merata, Nasional | Sulitnya Belajar Daring di Pelosok, Wujud

Pendidikan Tidak Merata (ayobandung.com), ayobandung.com.

Wilujeng Puspita, Sabtu, 2 Mei 2020, 9 Kutipan Quote Ki Hajar Dewantara Tentang


Pendidikan, https://jateng.tribunnews.com/2020/05/02/9-kutipan-quotes-ki-

hajar-dewantara-tentang-pendidikan?page=2, Tribunjateng. Com.


Ayatul Marifah, Senin, 25 Januari 2021, Pentingnya Meningkatkan Capaian Pembelajaran

di Masa Pandemi Covid 19, suara.com Pentingnya Meningkatkan Capaian

Pembelajaran di Masa Pandemi Covid 19 (suara.com), suara.com.

Komentar

Postingan Populer